Bercinta Dengan Ibu Guruku

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-CfJU50sIRXU/TvSSxXPIxBI/AAAAAAAAALE/1I36aRcIzYc/s1600/ceritasex.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://2.bp.blogspot.com/-CfJU50sIRXU/TvSSxXPIxBI/AAAAAAAAALE/1I36aRcIzYc/s320/ceritasex.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><b>Cerita seks</b> ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Inilah yang melatar belakangi<span style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Cerita Sex Panas</span> yang akan saya ceritakan untuk anda semua. Mungkin banyak juga yang memfavoritkan ibu <b>guru</b>, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi, jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani , okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa <b>bercinta</b> dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membuat anda senat senut. Mungkin . bukan cerita <b>seks</b> ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Namaku Doni, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span id="more-279" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu siska, aku terkejut. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas pantat Bu Siska yang padat, sedangkan tangan Bu Siska melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Rio. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rio juga diembatnya. Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Siska menguru-urut jalan tol Pak Rio. jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Siska membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Rio. jalan tol Pak Rio diciuminya.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Rio.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bu Siska tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rio.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pak Rio mengerang ketika Bu Siska mengulum jalan tolnya. Seluruh batang jalan tol Pak Rio masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rio maju mundur didalam mulut Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rio merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik dan menjambak kepala Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bu Siska tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rio seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dan crott! crott! crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum cairan sperma itu. jalan tol Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rio bersih. jalan tol Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pak Rio yang sudah mencapai <a href="http://www.obat-kuat-perangsang-herbal.blogspot.com/">orgasme</a> kemudian turun dari meja.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Rio sambil tersenyum.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bu Siska melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Siska tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan <b>sexy</b> dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. tempe Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Siska. Bu Siska menjerit nikmat.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Siska menghiba.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Siska. Disibaknya bibir tempe Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati tempe Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Siska. Dihisapnya tempe Bu Siska dari bagian luar kedalam. tempe Bu Siska yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Hampir seluruh bagian tempe Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati tempenya hingga bersih.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Kamu puas Sis?” tanya Pak Rio ********<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Siska.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rio menolak.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Kamu pengecut Rio! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Siska jengkel.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya sambil memohon.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. <b>Nafsu</b> birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku <b>telanjang</b> bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan <b>selangkangan</b> Bu siska, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir <b>tempe</b>nya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Siska ketika tahu tempenya kujilati.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Tenang Bu! Saya Doni murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh <b>nafsu</b>.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bu Siska tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. <b>Nafsu</b> birahi Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima kehadiaranku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Siska. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Hampir setiap jengkal dari tempe Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran jalan tolku yang tegang penuh.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bu Siska mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bu Siska menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Ya.., ya.. Buu” sahutku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan <b>tempe</b>nya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Siska mendesah.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., <b>tempe</b>mu.., hangat” desahku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit histeris.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu siska mencapai orgasmenya. Ibu <b>guru</b>ku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska sudah bisa menikmati sentuhan jalan tolku dianusnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Siska menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">“Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Aku juga Bu” sahutku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku ternyata <b>hyperseks</b>. Dia kuat sekali <b>ngentot</b>. Satu malam bisa sampai empat kali.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-fjolXwl1b6M/TvSRz6WDWMI/AAAAAAAAAK4/OqNnUaNCINI/s1600/ceritasex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-fjolXwl1b6M/TvSRz6WDWMI/AAAAAAAAAK4/OqNnUaNCINI/s1600/ceritasex.jpg" /></a></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">sumber : <span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;">http://www.hasratseks.org</span></div>

Bercinta Dengan Ibu Guruku

Cerita seks  ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Inilah yang melatar b...

+ Read more »

Ngentot Sama Sekretarisku Yang Cantik

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-D-BVq8pojjA/TvSEKxQTtvI/AAAAAAAAAKU/_5Tb6UNLQYc/s1600/cerita+sex+dewasa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-D-BVq8pojjA/TvSEKxQTtvI/AAAAAAAAAKU/_5Tb6UNLQYc/s400/cerita+sex+dewasa.jpg" width="288" /></a></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><b>Cerita Seks</b> ini bermula dari waktu aku kerja menjadi bos di sebuah kantor. Nah gag usah panjang lebar lagi langsung saja saya ceritakan <span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">cerita sex</strong></em></span>untuk anda semua. Awal bulan sealu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi raja kecil di sebuah corporate ternama.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">kantorku ada di sudirman plaza, lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan view penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa teropong kecilku. dasar <b>wanita</b>, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">perusahaan finance tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perudahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang .. hmm lumayan. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, semuanya. dan menukarnya dengan jutaan digit angka angka yang mengaduk aduk otakku, bahkan mengganggu mimpiku dengan mimpi menakutkan, mimpi jorok bahkan sangat menjijikkan.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span id="more-287" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan sialan ini ya aku memindahkan kegiatan ini ke kantorku saja. Awalnya browsing situs porno memuaskan aku. lalu tidak lagi. menghadirkan situs cerita panas cukup menghibur. lalu tidak terlalu lagi. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah kesayanganku, yanti. seorang sarjana ekonomi, fresh graduate, dari kota yang sama, yang sama tejebaknya di kota penuh nafsu ini.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih istimewa dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat. tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu. apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus lus lus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.</div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px; margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Aku tersenyum sendiri. menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku pada angka angka yang ada di sebuah neraca balance. otakku berputar sebagai mesin hitung termahal didunia. lalu aku menarik kesimpulan dan tersenyum. tak ada masalah. aku selalu tersenyum bila tak ada masalah. Tapi kadang angka angka yang banyak dapat memancing libidoku. seperti kali ini. apalagi saat aku lihat paraf dipojok yang menyatakan kalau penyusun laporan ini yanti. otakku menyusun sebuah bayangan deretan angka-angka dengan latar belakang yanti, tanpa busana dan meiuk liuk menarikan sesuatu yang erotis.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kuraih telfon. tat tit tut tat tit tut.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘halo …’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘yanti ..’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />suara diseberang menyahut lembut.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘aku udah baca portfolio klien kita diutara..’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />tidak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, sebentar ke angka angka, sebentar ke wajahnya biar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya. shit, andai aku bisa berubah jadi nyamuk dan terjepit di tengahnya. da di du, ia terus menerangkan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. lalu … da di di du, kembali dia menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />cerocosannya tentang angka angka itu seperti background music yang indah bagiku dan cerita utamanya adalah gerakan tanganku yang mulai <b>meremas</b>, dan meraba wilayah pinggul indah itu.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />yanti tiba tiba diam.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil meremas. kali ini agak ke bawah.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘pak, saya tidak suka …’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan kujejali mulutnya dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘jangan pak ..’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘aku sayang kamu yan’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />bagiku sayang itu artinya nggak keberatan kalau mengeluarkan sekian ruiah untuk makan, nonton plus plus, asal aku dapat yang lain. hi hi hi. dasar.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak intat telah kemana saja. yang pasti <b>pantat</b> itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span warna kelabu miliknya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />rok itu telah tersingkap dan kini tanganku menyusup dalam celana dalamnya yang sialan ketatnya. yanti mendesah, lehernya basah oleh liurku yang menyapu panas. matanya terpejam penuh penghayatan. aku nggak tahu kenapa wanita yang terpejam dengan mulut menganga selalu membuat diriku kejang kepanasan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kubalikkan tubuhnya. kini dia merunduk bertumpu pada meka kerjaku. tanganku menyusup pada blazernya. keduanya. meremas <b>payudara</b>nya yang telah mengeras kenyal. dia mendesah.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kutekan keras keras milikku ke belahan pinggulnya. dan kurapatkan dadaku ke punggungnya. terasa dia bergerak gerak, pinggulnya menekan nekan milikku dan kami saling bergesekan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kulepas satu demi satu kancing blazernya dengan tangan kiri. sengaja, semakin sulit semakin indah. dia melenguh. tangan kananku menyingkap rok depannya dan menempatkan jariku berputar putar lembut di kemaluannya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kubiarkan beberapa saat seperti itu. kami saling berpagutan dalam posisi sulit. dia membelakangi aku. tangan kiriku bebas memiliki dadanya yang terbuka. blazernya telah turun setengah dan menyajikan punggungnya untuk kusapu bersih dengan lidahku yang panas membara. tangan kananku menelusup dalam di rongga itu. ada bunyi kecipak kecil disana.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi. kami berpagutan lagi. lama. pinggulnya berputar putar. ooh, indah sekali rasanya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kemudian kulepaskan semua tanganku dan kubuka celanaku dengan <b><a href="http://www.obat-kuat-perangsang-herbal.blogspot.com/">tergesa</a></b>. dia masih diposisi semula. melihat keluarnya kemaluanku dari sarangnya dengan sorot mata sayu. kupelorotkan celana dalamnya dan memperlihatkan hamburger merah dalam posisi vertikal itu telah siap disikat.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kutuntun si hitam kebibir bawahnya. dia mendesah. mengatakan sesuatu. aku tak mendengar karena full konsentrasi dengan tugas ini. dengan menahan nafas, kumasukkan perlahan milikku ke milikknya. dia mengerang tertahan. tubuhnya merebah ke depan mempermudah prosesi ini.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />aku mengerang. dia mengerang. dan kami saling mengeliat menahan kenikmatan ini. wajahnya tersandar pada meja kerja. matanya terpejam dan bibirnya merekah merintih dengan nafas yang ditahan tahan. aku memacu pinggul dan pinggangku dengan keras. kecepatan penuh.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />suara kecipak semakin keras. biar saja. toh pintu tertutup rapat. suara kami jelas tak bakalan terdengar tertimpa suara musik standar gedung yang mengalun di setiap ruangan.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kuremas keras buah dadanya. kujilat punggungnya, kugigit pundaknya kkuhisap telinganya. aku menikmati setiap hentakan pinggulku yang menancapkan milikku pada titik terdalam dengan kecepatan maksimal.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />dia melenguh. kadang kepalanya bergeleng kesana kemari. matanya terpejam erat, bibirnya terbuka menyemburkan nafasnya yang tersengal sengal keras. tangannya melekat di permukaan meja. jari kanannya meremas tepi meja menonjolkan urat-urat kecil di permukaan lengannya. pinggulnya menyentak nyentak mengikuti gerakan pinggangku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />terasa panas di seluruh dadaku. gelombang <b>kenikmatan</b> bertalu talu turun dari atas tubuh ke titik di bawah kemaluanku. rabaanku ke punggungnya, remasanku di payudara kenyal itu, genggamanku di pinggulnya dan gesekan telapak tanganku di pahanya menimbulkan sensasi yang memperkuat gelombang kenikmatan itu.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />di berteriak kecil. berkali kali. tubuhnya meliuk bagai busur. mukanya menengadah keatas dengan mulut terbuka penuh. lututnya melonjak lonjak kecil mengarahkan miliknya menyongsong seranganku. dirasakannya perutnya seperti diaduk aduk. dan dunia terasa seolah gelap berbintang bintang.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat kutahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat. dan yanti berteriak keras. dia orgasme. gelora deras meluncur deras dari seluruh ujung syaraf dan berkumpul di kemaluannya. tak kuat lagi ia menahan perasaan itu. kulumat bibirnya yang terasa sangat dingin. lalu keluarlah panas yang tak dapat kutahan itu dari tubuhku. deras. berkali kali. diiring tubuhku yang mengejan ngejan kaku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />meja, kursi, deretan cendera mata …<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />tubuhku jatuh ke kursi kerja masih dengan nafas yang terengah engah. tubuh yanti meorot ke lantai karpet. lalu bersandar di dinding kaca pembatas. terlihat tubuh seksinya dengan dada terbuka menampakkan payudara indah itu disana, blazer yang turun hinga lengan membebaskan seluruh pundaknya, dan rok yang tersingkap di pinggang serta celana dalam yang turun di pergelangan kaki. dia duduk berselonjor bersandar di dinding, terlihat begitu seksi memperlihatkan gundukan hitam di pangkal paha dalam backgroun tubuh jalan raya sudirman yang ramai.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />nafasnya masih memburu. matanya menatap milikku beberapa saat. lalu berpindah menatapku. aku tersenyum.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘you’re great’, kataku.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘gila’, cetusnya sambil tersenyum simpul dan melengos ke arah lain, malu malu. dia terlihat sangat cantik dari sebelumnya.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />mataku menyapu dinding ruangan sambil berusaha mengatur nafas. tertumbuk aku pada jam dinding. dan, jam 11 lebih. kami bermain 2 jam an. di tempat gini. jam kerja. gila.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />sebenarnya aku ingin sekali nambah. tapi realistis dong men. mau cari mati. lalu kupilih tersenyum sambil merapikan diri.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘kita makan apa siang ini, yan?’<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />‘gila’, katanya masih dengan jurus yang sama sambil meraih kotak tissue.</div>

Ngentot Sama Sekretarisku Yang Cantik

Cerita Seks  ini bermula dari waktu aku kerja menjadi bos di sebuah kantor. Nah gag usah panjang lebar lagi langsung saja saya ceritakan  ce...

+ Read more »

Dari Sms Jadi Ngentot Beneran

<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14px; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, arial, tahoma, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px;"></span></span></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Zw0bo4ZiKic/TvR-VhIA7HI/AAAAAAAAAKA/R8M4rNUzIio/s1600/cerita+sex.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-Zw0bo4ZiKic/TvR-VhIA7HI/AAAAAAAAAKA/R8M4rNUzIio/s400/cerita+sex.jpg" width="270" /></a></span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;"><b>Cerita Seks</b> Indonesia kali ini coba akan memberikan sebuah <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">cerita sex</strong></em>pengalaman nyata dari salah seorang pembaca dan penikmat cerita <b>seks</b> disini. Nah agar teman-teman terus bisa membaca cerita seks terbaru maka teman-teman yang ada disini terus like dong fans page cerita seks indonesia di facebook kami. Jadi kami bisa terus menyuguhkan cerita – cerita sex terbaru untuk teman-teman semua yang ada disini. Oke deh gag usah panjang lebar lagi kita mulai saja cerita dewasa seks yang akan saya berikan kepada anda semua. Selamat membaca dan menikmati saja cerita sex ini.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;"><span id="more-295" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Segala cerita kencan <b>seks</b> yang ku baca di internet, semula kukira hanyalah bohong-bohongan belaka. Namun, setelah memanfaatkan milis internet, aku baru bisa percaya. Sebab, aku memang bisa dapet teman kencan untuk making-love. Mau tahu ceritanya?</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita’yang butuh teman kencan melalui SMSdate aku segera menyebar SMS perkenalan. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Gadis). Awalnya, dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan jasa kereta cepat Argolawu jurusan KotaX-Jakarta, aku bisa melesat ke Stasiun Gambir Jakarta. Seperti yang dia pesan, aku diminta menunggu di peron Stasiun. Cukup lama, aku menunggu sendiri di peron, hampir satu jam hanya duduk memandang orang-orang berlalu-lalang. Semula aku hampir putu asa dan curiga, jangan-jangan aku hanya dikerjai. Ketika matahari sudah lenyap dan langit Jakarta sudah gelap, ketika aku memutuskan untuk pergi dari Stasiun Gambir (karena merasa dikerjai), tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menghampiriku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;"><b>Wanita</b> yang mirip nenek-nenk itu menyampaikan pesan bahwa aku telah ditunggu wanita bernama Gadis di sebuah taksi yang berhenti di halaman parkir. Karuan saja, perasaan dadaku jadi plong. Seketika itu aku lari mencari taksi tersebut. Begitu aku membuka pintu taksi, Oh.. dadaku berdetak. Wanita kencan SMSku itu ternyata tidak setua usianya. Tubuhnya terlalu tinggi bagiku, sekitar 170cm, sedang aku hanya 165cm. Kulitnya putih layaknya etnis Tionghoa.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Ayo, masuk..,” pinta wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Wajahnya tampak gembira sekali ketika menatap wajahku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Ke Hotel XX, ya Bang,” ujar Gadis kepada sang pengemudi taksi.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Di dalam taksi, duduk berhimpitan bersama Gadis, aku seperti dibawa terbang ke awang-awang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRA-nya kira-kira berukuran 36. Dan pinggulnya, wah membuatku benar-benar gemas. Sementara tatapan matanya, seolah ada rasa dahaga yang tertahan bertahun-tahun. Hmm.. rasanya itu membuatku tak sabar untuk melumatnya. Karena itu, begitu tiba di hotel aku bergegas chek-in dan membogkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Di kamar hotel 102, di antara lampu remang-remang, Gadis hanya termangu memandangiku. Matanya meneliti leku-lekuk tubuhku yang maih basah habis mandi.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Sini sayang, aku pijiti. Pasti, kau capek sekali, kan,” ujar Gadis kemudian.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tanpa banyak kata, akau hanya menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh perjalanan KotaX-Jakarta. Kalau dipijiti, oh.. rasa pegal di tubuhku akan hilang. Karena itu, aku segera tidur tengkurang di ranjang dengan setengah telanjang di dekat Gadis.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Bagian mana dulu yang dipijit sayangku,” suara Gadis yang mendesah membuat darahku mendesir-desir.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />“Terserah kaulah,” jawabku singkat.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tak lama kemudian, jemari lentiknya sudah menelusuri lekuk-lekuk tubuhku. Kadang-kadang tangan Gadis nakal menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti menyulam setiap pori-pori kulitku. Beberapa saat kemudian, aku ganti menawarkan diri untuk memijit tubuh gadis yang super montok. Seperti yang dia lakukan padaku tadi, aku mulai mengurut-urut bagian lehernya, kemudian turun ke punggung, pinnggang dan paha. Setelah itu tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Selanjutnya aku mulai beraksi erotik. Awalnya saya membelai rambut Gadis dan mencium bibir-nya. Dia membalasnya dengan hangat, penuh kasih sayang.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Kurebahkan dia dengan perlahan, kutatap matanya erat-erat, kusingkirkan bajunya yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang diriku. Perlahan tapi pasti kulumat puting susu-nya dan dengan tangan kiriku kumainkan puting yang satunya lagi. Gadis melenguh keenakan, sungguh suara yang merdu dan hal ini membuatku grenng lagi. Selang beberapa menit kemudian kuangkat kepalaku sambil tetap kumainkan tangan kiriku, kemudian kulihat pussy Gadis yang basah. Kulumat clitorisnya dan semua ruang <b><a href="http://www.obat-kuat-perangsang-herbal.blogspot.com/">vagina</a></b>nya hingga Gadis menggelinjang berat. Ketika penisku menegang gagah perkasa, kurenggangkan kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya, kuputar-putar dan kusodok-sodokkan, Gadis pun semakin mengerang keras, sampai kusadari kalau waktu kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras dan cairannya makin banyak, penasaran kupusatkan jariku di situ dan kugosok-gosok bagian tersebut ternyata Gadis pun berteriak makin keras.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Cairannya keluar banyak sekali, aku pun mulai grenng tidak sabar, kuangkat <b>kontol</b>ku dan kusodokkan ke lubang pussynya dengan cepat, kali ini aku sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih membutuhkan waktu untuk reload sehingga <b>sperma</b>ku tidak lekas keluar.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Gadis masih mengerang dengan kerasnya, dan kusodokkan penisku ke bagian kanan atas, dan yah dia pun makin melenguh keras, dan kurasakan cairannya menyembur-nyembur dengan derasnya, aku makin grenng dan kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh kepuasan dan erangan penuh kenikmatan yang merdu, yang membuat kontol laki-laki manapun tidak tahan, dan akupun keluar lagi dengan deras di pussy Gadis.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Ketika aku terbangun dari tidur, sekitar tengah malam, Gadis telah menyediakan kopi panas dan duduk di sebelah ranjang. Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus beraksi lagi. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari. Sayang kalau hanya sekali main di panggung ranjang panas. Karena itu, setelah mencicipi kopi aku segera membuka kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai <b>kenikmatan</b> walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Gadis menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Gadis kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan. Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Kuhisap <b>puting</b> yang mengeras itu hingga memerah. Gadis semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Ssshh.., sshh!”.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar <b>Gadis</b>, sambil tanganku mulai mengusap- usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Gadis semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguh-lenguh. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh lagi daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Dia menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Aku segera mengerti maksudnya. Dia minta ingin segera digenjot di atas ranjang. Dengan sebuah tarikan, tubuh <b>Gadis</b> kubaringkan terlentang, tapi kakinya masih menyentuh lantai. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Gadis. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh <b>Gadis</b>.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Gadis telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggangnya. Kudekatkan penisku ke tangannya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Memang Gadis tahu apa yang harus dilakukan. Dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Gadis melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Gadis terasa menarik-narik batang penisku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Gadis sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Gadis mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Gadis semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang <b><a href="http://www.obat-kuat-perangsang-herbal.blogspot.com/">vagina</a></b>nya. Tentu Gadis sudah cukup terangsang, pikirku. Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. <b>Gadis</b> memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Gadis mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Gadis terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Gadis semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Gadis sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan kenikmatan yang telah dirasakan. Erangan Gadis semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan <b>kenikmatan</b>.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Gimana rasanya?” tanyaku lembut dengan nada manja.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan- lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Gadis menggelinjang seperti kesakitan.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Pelan-pelan, Yang!”, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Aku sekarang mengerti. Memang aku belum berpengalaman. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Gadis memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Gadis juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuhnya dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan <b>terangsang</b>.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Mau diteruskan..?” tanyaku kemudian.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Gadis membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Gadis, mencengkram seluruh batang <b>penis</b>ku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Gadis lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Gadis terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Gadis mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Gadis terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Gadis mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan <b>penis</b>ku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. <b>Gadis</b> mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Gadis semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Gadis lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Gadis seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Gadis. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Gadis mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Gadis menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku. Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Gadis memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku Gadis betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi <b>Gadis</b>. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Gadis. Kulihat Gadis tertidur di sebelahku. Dia mengaku puas sekali.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Kamu memang hebat, <b>penis</b>mu luar biasa..!”, katanya dengan nada meronta.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Anehnya, ketika aku merasa capek, <b>Gadis</b> malah mengocokkan batang penisku. Suaranya mengiba-iba membangkitkan gairahku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Kau suka?”, tanyaku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi <b>terangsang</b> lagi.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Kau mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Gadis sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Gadis tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Gadis.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Gadis dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Gadis. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Gadis mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak peduli bau khas dari liang kemaluan Gadis memenuhi relung hidungku. Malah membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Gadis yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Gadis beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Gadis ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Gadis sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu.<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Gadis yang merangsang. Bau vagina seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Gadis yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Gadis menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Gadis seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Gadis. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan. Lama juga Gadis menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Gadis. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Gadis sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Gadis terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Gadis sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Gadis terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Gadis begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Gadis dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buru-buru chek-out dan pulang ke KotaX. Ternyata Gadis masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Gadis ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">*****</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Setelah kencan mesra di Jakarta tiga bulan lalu, Gadis-janda 33 tahun asal Jakarta, sering kirm SMS mesra padaku. Katanya, dia merindukan sentuhanku. Sesungguhnya aku sangat ingin mengulangi kencan mesraku dulu. Tapi waktu tak memungkinkan. Karena itu, aku harus putar otak agar ganti dia yang datang ke KotaX, tempat tinggalku. Bagaimanakah aku harus memaksanya datang ke KotaX? Aku harus cari akal.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Sekedar untuk diingat, aku mengenal Gadis setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita yang butuh teman kencan melalui SMS di internet. Awalnya aku hanya menyebar SMS perkenalan kepada sejumlah wanita. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Gadis). Ketika bercakap-cakap denganku via telepon, semula dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan sebuah kamar hotel berbintang, kami bisa saling memuaskan hingga beberapa ronde.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Sejak kencan pertama itulah, dia sering SMS dan memintaku datang ke Jakarta lagi. Sejujurnya, aku senang-senang saja melihat rintihannya, rengekannya, dan segala kemanjaannya. Namun, ketika aku ingin memenuhi permintaannya, aku tak bisa cuti dari kantor tempat kerjaku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Banyak pekerjaan yang belum kau selesaikan, kenapa harus cuti? Apa kau tak mau promosi jabatan?” tukas manajer personaliaku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Peringatan manajer personaliaku itu membuatku benar-benar tak berani nekat bolos ke Jakarta. Karuan saja, hatiku gundah. Sementara Gadis semakin gencar mengirmkan SMS-SMS rindunya.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">“Ayu dong, say. Dahagaku rasanya sudah tak tertahan. Tegakah kau?”</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Setelah beberapa hari merenung-renung, akhirnya aku punya ide. Aku rayu saja dia melalui email erotic. Ya, aku harus memaksanya datang kemari dengan rayuan-rayuan email eroticku.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Kiriman email pertamaku seperti ini isinya: Gadisku, sayang.. Kau tahu, jika aku bisa bertemu denganmu di kotaku, aku akan mengajakmu pergi tempat yang jauh dan menggairahkan jiwa. Akan kuajak kau ke tempat secret untuk berdua saja, biar aku bisa mereguk kemontokan tubuhmu. Bila memang hubungan semacam itu yang kau cari, maka akan kubawa kau ke kamar yang gelap dan rahasia. Kemudian akan kumanjakan kau dengan jutaan rasa nikmat.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Setiap kali mengirim email, aku selalu mengimajinasikan pengalaman eroticku padanya. Seperti ini contohnya: Gadisku, jika kau datang padaku, aku akan melahirkan syurga-syurga baru untukmu. Kau tahu kan, awalnya pasti aku akan kuminta kau berbaring, melepas gaun, juga BHmu. Selanjutnya akan kupijit-pijit lehermu, bahumu, pinggangmu, hingga pahamu dengan sentuhan selembut sutra. Kemudian akan kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dadamu. Tapi diamlah, akan kubelai-belai payudaramu dengan jemariku, juga dengan lidahku secara bergantian.</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Biarkan saja jika penisku menegang. Aku ingin membuat payudaramu menjadi kenyal sampai kau mendesis-desis. Dan, biarkan saja aku terpana melihat tubuhmu putih dan mulus. Biarkan saja kujilati leher jenjangmu. Menggerinjallah bila kau memang ingin menggerinjal. Oh.. puting susumu mulai mengeras dan begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. (Oh.. kau tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya.)</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">Tapi tetaplah diam. Ibu jariku dan telunjukku</span></div><div style="margin-bottom: 12px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 12px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'Segoe UI', Calibri, 'Myriad Pro', Myriad, 'Trebuchet MS', Helvetica, sans-serif;">sumber : <span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;">http://www.hasratseks.org</span></span></div>

Dari Sms Jadi Ngentot Beneran

Cerita Seks  Indonesia kali ini coba akan memberikan sebuah  cerita sex pengalaman nyata dari salah seorang pembaca dan penikmat cerita seks...

+ Read more »