Cerita ini berawal ketika kami sekeluarga liburan ke salah satu kota di jawa tengah, lebih tepatnya kami berlibur di villa tante dan om kami. tante dan om kami ini, bisa dibilang terkaya dari semua saudara – saudara kami. pada saat sebelumnya, ayah sudah terlebih dahulu meminta izin ke tante yuni agar kita sekeluarga bisa diizinkan menginap di villa tersebut selama tiga hari lamanya. oiya, ayah dan tante yuni ini adalah kakak beradik kandung, dan keduanya lahir di okinawa, jepang. kakek kami ini adalah warga asli okinawa, namun nenek adalah orang pribumi indonesia.

Ayah dan tante yuni ini ternyata lebih senang di indonesia daripada di okinawa, katanya suasananya lebih ramai dibandingkan di okinawa, maka dari itu mereka berdua tinggal disini biar juga lebih dekat dengan nenek.
=========

“udah siap kan semuanya? gimana ma?”, kata ayah. “sudah, yah!”, kita bertiga kompak menjawab. kemudian berjalanlah mobil yang kita tumpangi. ayah dan ibu duduk didepan, sedangkan aku dan adikku mira duduk dibelakang.

lamanya perjalanan membuat mira pusing dan sejenak kemudian tertidur menempel disampingku. sebagai kakak yang sayang terhadap adiknya, aku mencoba merangkul mira agar mendapatkan posisi dan perasaan yang nyaman saat ia tidur. namun ternyata saking pulasnya mira tertidur di sampingku, tangan mira yang tadinya melipat, jatuh tepat mengenai selangkanganku. bahkan mengenai batang penisku dengan tenaga yang cukup untuk membangunkan penis sepanjang lima belas sentimeter milikku ini. dan seketika itulah penisku terbangun mengeras dengan cepatnya. kemudian entah bagaimana aku timbul ide untuk menggerayangi tubuh adikku mira ini.

pertama kali aku mencoba memijat lembut pundak mira dengan tanganku yang sudah menempel menyeberangi leher mira. setelah cukup lama memijat, ternyata mira semakin mengeratkan dirinya ke samping tubuhku. kemudian aku coba meniup niup pelan bagian belakang kuping mira sebisaku, dan nampak mira mulai geli dengan yang aku lakukan. namun aku juga harus tetap menjaga agar ayah dan ibu tidak curiga dengan kelakuanku ini. lalu kucoba turunkan pijatanku mendekat ke siku, dengan maksud agar aku juga bisa sedikit menyentuh pinggir payudaranya iitu. aku lakukan gerakan memijit lengan yang sebenarnya jari telunjuk dan kelingkingku menggesek garuk pinggir payudaranya dengan sangat hati – hati mengingat spion tengah didalam mobil. mira tetap saja diam dengan apa yang sudah aku lakukan padanya, namun nafasnya sedikit memburu yang kemudian ia melihat wajahku dengan sangat lama, dan menutupkan matanya disamping dadaku, entah apa maksudnya. lalu aku dikejutkan oleh mira yang ternyata menggesek dan sedikit menekan lengan tangannya yang menempel di penisku.

empat setengah jam diperjalanan telah kita lalui didalam mobil, dan akhirnya sampailah kita di villa tempat om dan tantekku tersebut. kami disambut meriah oleh mereka berdua, juga oleh nina anak om dan tante yuni yang berumur empat belas tahun itu. setelah kami dipersilahkan membersihkan diri, kami mengobrol sebentar hingga saat waktunya sudah menunjukkan pukul sebelas malam, om pamit tidur karena besok sudah harus bekerja kembali. dan karena om tidur, maka ayah pun sudah tidak memiliki lawan berbicara, berakhirlah mereka berdua di tempat tidur masing – masing. selang waktu dua puluh menit kemudian tante yuni menyuruh nina tidur, begitu pun ibu menyuruh aku dan mira tidur, namun ia dan tante yuni juga sudah mau melakukan aktifitas tidur juga karena sudah lelah. dan mira teriak ke ibu, “ma, aku sama kakak tidurnya?” ibu pun menjawab “iyaa, udah sana tidur..!!”.

aku lebih dulu masuk kamar, dan dikamar hanya ada satu springbed berukuran besar yang cukup untuk dua orang. kemudian mira adikku masuk ke kamar dan merebahkan di tempat tidur bersama denganku. kami diam sejenak, kemudian mira memulai sebagai awal pembicaraan. “kak, makasih tadi selama di mobil udah bikin mira keenakan..”. aku pun menjawab dengan mendekatkan kepalaku sambil mengusap rambut kepala mira, “hehe..aku kan sayang sama kamu..”. “maksudku...makasih udah mau garuk – garukin di pinggir tetekku..”. belum sempat aku berkata, mira mencium bibirku dengan cepat, namun malu kemudian membelakangiku. oiya, mira ini termasuk mengikuti garis keturunan dari ayah dan kakek, berwajah oriental indo namun secantik ibu kami wajahnya.

kemudian, kucoba balikkan kembali tubuhnya menghadapku dengan sangat pelan dan memijat lengan pundaknya. “mir, aku..” mira memotongnya dengan mengatakan “kak....” kemudian aku dan mira saling berciuman mesra, kita berdua saling mengulum lidah masing – masing dengan sangat pelan dan lembut, dan saling menukar ludah masing - masing. kemudian sejenak ku hentikan dan mengatakan kepada mira “maafin kakak yang udah kurang ajar ini, tapi jujur kakak punya nafsu sama kamu..” mira pun menjawabnya dengan nada lembut..

“iya, ga papa kak..maafin mira juga, udah bikin jadi rumit kaya gini..”

“mira..” sambil aku mengelus pipinya, aku cium bibirnya kembali. kemudian ku angkat tubuhku dan mencoba berada diatas tubuh mira sambil masih menciumnya dengan ganas, ku coba membuka piyama yang ia pakai. mira pun tak mau kalah, ia juga berusaha melepaskan kaos yang aku pakai. sambil tetap kita berciuman dan saling kulum, aku remas – remas payudara mira. “ahh..mmhh..ssstthh..ngngngngngnghh..” gelagapan mulutnya menerima remasan dan kuluman dariku. kucubit – cubit dan pelintir putingnya yang kanan dan kiri, kemudian ku kulum dan sedot payudaranya yang sebelah kanan sambil tetap mencubit melintir puting sebelah kiri dan keduanya bergantian.

“kkkaaaakk...enaakkhh..ssshh...mmm..”

ciuman dan kuluman ku turunkan ke perutnya, ku jilati pusarnya yang membuatnya tertawa kecil kegelian. “hihihi..udah kak..gelii..aduuhh..hihihi..”

“mm..kakak boleh nggak..mmm..” sambil tanganku meraba mengelus diluar celana piyamanya masih di bagian atas vagina mira. sambil tersenyum, adikku seperti tahu apa yang aku inginkan. mira menganggukkan kepalanya berkali – kali tanda setuju. tak lama, aku pun memasukkan tanganku ke dalam celana piyama mira dan ku elus raba vagina mira, namun sambil tetap mengulum bibirnya.

“sshhhtt..hhhaahhh...mmmhh...teruss kakkkhh..ngngngnghh...”

saat meraba vaginanya yang bersih yang jarang memiliki rambut itu jariku aku masukkan sedikit dan aku menemukan benda kecil seperti kacang. kucoba menggesek – gesekkan jariku di sana, dan adikku mira semakin menjadi – jadi erangannya. “aaaakkhh... iyahh.. itu.. disitu.. terus.. mmmhh.. sshhh..kkaaakk..aakkhh..kkuuggghh..keluaaaaaarrhh. ..oooohhh...huuuffhhh..hhuuhhh..ooohh..”.

adikku mira orgasme untuk pertama kalinya dan memuncratkan air orgasmenya panjang dengan kencang dan derasnya hingga membasahi bagian agak kebawah tempat tidur kami dan tanganku. aku sangat kaget, senang dan bingung waktu itu menjadi satu. kaget dan senang karena ternyata adikku mira adalah seorang yang terbuka, yang mau melepaskan gairahnya begitu saja dengan muncratannya. bingung karena ini ada di rumah om dan tante yuni, dengan sprei yang basah seperti itu, akan sangat ketahuan kelakuan kami oleh om dan tante yuni.

belum sempat kami berpikir jernih, ternyata di depan pintu telah berdiri seorang wanita yang ternyata adalah tante yuni. aku dan mira kaget setengah mati, dan kami tertunduk malu. tante yuni menghampiri kita berdua kemudian mengangkat wajahku dan menyuruh mira duduk disampingku, namun tetap tertunduk dengan tubuh bugilnya. lalu tante yuni berkata “tadinya tante hanya ingin mengontrol seisi rumah, sebelum tidur. sprei ini biar tante yang urus, asal..kalian berdua juga mau memuaskan tante. tante juga punya keinginan buat melakukan hubungan sedarah, namun baru kali ini tante menemukan kesempatan bersama kalian, jadi..” aku pun menjawab dengan mencium dan mengulum bibir tante yuni “mmuachh..mmuachh..mmuachh..”, tante yuni kemudian mendadak berhenti sejenak dan mengatakan kepada mira “mira, tutup dan kunci pintu kamarnya”, kata tante yuni.

tante yuni tak mau kalah denganku, ia membalas ciuman dan kulumanku lebih ganas lagi. tante yuni ini juga adalah wanita dewasa tercantik diantara tante & budhe lainnya dikeluarga besarku. makannya aku mau saja mengiyakan ajakannya, mumpung ada kesempatan di dalam kesempitan tadi. mira pun tak ku suruh tinggal diam, ia kini ku suruh membuka celanaku dan mengulum penisku yang sudah berdiri sejak memulai permainan sedarah kami. ku lucuti semua piyama tante yuni dengan ganasnya, selangkangan tante yuni juga aku kocok dengan tanganku.

sekitar dua belas menitan berselang, tante yuni mengerang keenakan “mmhh..hhhaaa..aaahh...sssttthh...bbhh..berhe nti duluhh..hhaaahh..”, namun tak ku hiraukan ajakannya. tetap saja aku lakukan kocokannya, bahkan sengaja aku percepat. dan akhirnya, “uuhhh...hhhaaaaakkhh...aaahh..iiiihhhh...” “syuuuurrrr...” suaranya terdengar cukup jelas seperti suara kencing. tante yuni mengerang, menggelinjang, menggigil kelojotan hampir jatuh ke lantai dan ternyata tante yuni ini sama dengan mira. ia tipe orang yang juga mengeluarkan muncratan orgasmenya dengan kencang.

“tuhh..kaann..makin basah jadinya tempat kamu tidur..”, kata tante yuni sambil tersenyum senang. “ga papa tantehh..aahhkk..enak mirrrhh...ssshh..terus..heeewwhh...” mira masih mengocok penisku dengan mulutnya.

tak mau aku berdiam diri, “mira, naik aja kesini. aku emut memek kamu”. tak banyak berkata, mira pun langsung mengubah posisinya bersama denganku menjadi 69 di atas tempat tidur. kita berdua saling kulum vagina dan penis dengan penuh nafsu.

“aahhh...ssshhh...oohh..oohh...mmhhh..”

“kkaaaahkk..terusss...bentar lagihh...mmhh...aaahhh..oohh..oooohh..”, “miraaaa...keluarin barenghh..ajahhh..”. “ehhhhgg...iiiyaaaa...”

lalu kurasakan tubuhku dan mira sama – sama menggelinjang dan akhirnya “ooohhh...ssshhhtt..aaahhh..aahh..hhhaaahh..” kita berdua mencapai orgasme secara bersamaan. mira menyemburkan cairan orgasmenya ke mukaku dan langsung ku coba telan semuanya meski banyak yang belepotan kemana – mana. begitu pun denganku yang mengeluarkan tembakan air mani sebanyak tujuh kali di dalam mulut mira dan ditelan tanpa sisa.

malam ini aku katakan kepada mereka berdua agar berhenti sampai disini dulu. karena memang kondisiku sebenarnya lelah sekali setibanya dari perjalanan panjang menuju ke villa ini.

akhirnya tante yuni dan mira bergegas menggunakan piyamanya kembali. kemudian mira mencoba tidur dengan memelukku dan menempelkan kepalanya didadaku, dan tante yuni pun meninggalkan kami berdua dan mengucapkan selamat tidur dan memberikan aku dua kali dan mira sebuah kuluman di bibir kami, serta mengelus penisku dan memek mira.

setelah tante yuni menutup pintu dan kembali ke kamarnya, mira berkata kepadaku “kakak, aku mau sama kakak terus..”, “iyaa miraa..”, sambil aku mengelus – elus rambut kepalanya. “kak.....”, tanpa sadar ternyata aku sudah terlalu lelah dan ketiduran. hingga pada saat pagi menjelang jam sepuluh, aku terbangun dengan kondisi badan yang cukup fit kembali untuk melakukan aktifitas, namun mira masih tertidur lelap disampingku.
setelah aku mandi dan membersihkan badan dari semua perbuatan yang kita lakukan semalam, aku keluar dari kamar untuk cari makan di dapur atau meja makan. siapa tahu tante yuni atau ibu sudah mempersiapkan makanan. ku berjalan menuju ke dapur, melewati ruang keluarga, tapi aku tak mendengar seorang pun bersuara. setibanya di dapur, aku hanya melihat tante yuni menyiapkan nasi goreng untukku dan mira.

“tante, ayah sama ibu kemana? kok sepi..”

“oohh, ayah sama ibu kamu pergi jalan – jalan katanya. katanya lagi, mereka baru akan pulang menjelang jam delapan malam. ”

“jahat banget sih, ni anak – anaknya pada ditinggalin semua. nina pulang sekolah jam berapa tante?”
“biasanya sekitar jam 2 siang baru pulang kalo hari ini..”

sambil mendekat ke tante yuni yang sedang memasak, aku rangkulkan tanganku dari belakang tubuh, melingkarkan ke depan sambil ku tiup bagian tengkuk leher tante yuni.

“tante..”

“udah nggak tahan yaa..”, sambil tersenyum melihatku.

“he’em..iya..sekarang yuk tante..”

“kamu makan dulu aja..”

akhirnya aku makan nasi goreng buatan tante yuni sampai habis. lalu kemudian ku tanya tante “minumnya dimana tante?”

tanpa babibu lagi, tante segera mencopot daster, bra dan cd yang ia pakai. kemudian mengarahkan kepalaku ke memeknya “pakai air tante yaa..”. langsung saja tak berlama – lama aku menidurkan tante di meja makan dan menjilat menyedot memek tante yuni dengan rakus. kusibak bulunya ku jilat dari bagian bawah memeknya, sambil ku gelitiki dan tusuk lubang anusnya dengan jari tengahku.

“oohh..enaaakk..baru kali ini anus tante dimasukin jari..aahh..aaahhh...sshhh..” akhirnya tubuh tante bergejolak merasakan getaran – getaran orgasme dari dalam dirinya. “syurrrrrrrrr....cruuutt..cruuutt...”, “aaaahhkk...” sambil tetap tempelkan mulutku ke belahan memeknya dan keluarlah semprotan panjang orgasme tante yuni dan langsung aku telan cairan yang keluar dari tubuh tante yuni.

tak tahan aku dengan melihat tubuh tante yuni bugil didepanku, aku copot kaosku yang juga sudah terkena semprotan cairan orgasme tante, dan semua celana yang aku pakai. lalu aku gesek – gesekkan penisku ke memek tante. “masukin aja!! punya tante udah gatel..”, aku tekan penisku masuk dan keluar perlahan di dalam memek tante yuni, tante mengerang keenakan “ooohhh..ooohh..ssshhh..iiihhh..enak..terus...aaah hh..” belum lama aku memompa tubuh tante, ia mengerang lagi mendapatkan orgasme berikutnya. “aaahhh...tantee...keluu..” belum sampai tante yuni selesai berbicara, “cruut...cruuuuutt...” tante mendorongku sampai penisku yang berada di dalam memeknya terlepas keluar. air mani orgasme tante berhamburan kemana – mana di meja dapur.

berbagai posisi aku dan tante lakukan, sampai akhirnya aku harus mengakhiri semua perbuatan kami. aku sudah tak tahan merasakan desakan birahi yang mau keluar dari dalam penisku ini. “tantehh..akumm mauhh keluarhhh.. keluarin dimana?”, “di dalam aja ga papa, rahim tante sudah diangkat. tante udah nggak bisa melahirkan anak lagihh..mmhhh..ooohh..” sambil mendesah tak karuan, tante menjawab pertanyaanku. akhirnya aku tekan sekuat tenaga ke dalam memek tante yuni dan “crooot..crooot..crooooooooooott....croot..crooot” , “anget banget sperma kamu..”, tante berkomentar. spermaku aku masukkan jauh kedalam memek tante yuni. kemudian aku lepaskan penisku dan tante mengulumnya membersihkan semuanya yang lengket di penisku.

siang itu aku puas bermain dengan tante yuni, kemudian malam harinya..

setelah aku makan, kembali aku masuk ke kamar. aku sedang tak mau berlama – lama menonton tv di ruang keluarga. di kamar aku sediakan waktuku untuk membaca buku biografi salah satu orang terkaya di indonesia yang sebelumnya memang aku bawa dari rumah hingga aku ketiduran dibuatnya.

tiba – tiba aku terbangun dan saat aku lihat jam di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul satu malam. aku melihat adikku mira sudah terlelap disampingku. lalu sengaja aku peluk dia, dan ku dekatkan tubuhnya dengan tubuhku. aku belai wajah cantiknya, aku elus lembut sambil memandangi wajah tidurnya. mira terbangun pelan merasakan belaian tanganku di wajahnya. “kirain siapa, ternyata kakak..”, sambil tangannya mulai merangkul tubuhku. ciuman kilat aku berikan di bibir adikku mira, adikku bergelagat seperti tak mau ingin cepat lepas. “mmm..”, sambil melihat mataku.

“jangan jauh – jauh dari mira..”

“ini kan lagi deketan sama adek, malah – malah pelukan gini..”, sambil aku mengelus wajah mira, kemudian turun ke punggung, lalu kumasukkan tanganku ke celana bagian pantat mira. aku remas pantatnya. aku masuk ke dalam selimut, menggeser tanganku keatas dadanya, dan aku buka semua bagian atas yang dikenakan adikku mira. aku emut, sedot dan jilat puting dan tetek mira sampai kegelian kubuatnya. ku seret mira masuk ke dalam selimut, aku lumat bibirnya, aku remas payudaranya dengan lembut, aku berikan cupangan di lehernya.

“uuuhh...ssshhh..ssshh..oohh..enak kaak..mmppffhhh..”, aku cium lagi bibirnya. aku lumat habis – habisan, dan mira pun juga membalasnya dengan sangat bernafsu. mira membalikkan badanku, berbalik mira yang berada diatasku. ia mencium bibirku dengan ganas, lalu turun ke dadaku menjilat putingku yang membuatku menggelinjang enak. jilatan lidahnya semakin turun ke perut, kemudian sampai di penisku. mira dengan lahap mengulum penisku, menyedotnya sekuat tenaga, menjilat dan mengocoknya dengan sangat pas yang membuatku bergetar keenakan.

“oohh..ssshhh...uuuhhh...mmmm...aaaaakkk..”, lalu aku suruh mira untuk menyudahi perbuatannya. aku angkat lagi tubuh mira ke atas, aku kangkangkan kakinya, kemudian aku jilati memek mira. adikku tampak melenguh menggeliat – geliat ke kanan dan kekiri. tangannya menekan cukup keras kepalaku ke memeknya. “aaakkkhh..kaaaaakk...aaahhkk..aaahhh..enaaak k..”.

aku naikkan badanku, aku copot semua celanaku dan ku arahkan penisku ke garis memek adikku mira dan aku gesek – gesekkan. aku cium lagi bibir adikku mira, aku kulum dengan penuh nafsu birahi.

“dik..masih perawan?”

“iyah..kenapa kak?”

“apa kakak boleh masukin kesini?”, sambil meraba memek adikku mira.

“kakak mau ya? aakkhh..”, ia menggelinjang sambil melumat bibirku. “bener kakak sayang sama aku? mmmhh..”

kubisikkan dekat dengan telinga mira “kakak mau jadi suami kamu. aku tahu kita sedarah, kakak cinta sama kamu, aku lebih nyaman menyayangimu sebagai istri. setelah perbuatan kita ini bersama tante yuni, kakak akan menikahi kamu dan kakak akan cari tahu bagaimana caranya.”, sambil masih menjilat pipi, kemudian mengulum bibir mira agar aku dan adikku masih dalam kondisi rangsangan yang sangat tinggi.

“mmhhh..masukin pelan – pelan ayahh..”, seketika mira merubah cara memanggilku. lalu kumasukkan penisku ke memek mira, ku tekan pelan, ku tarik lagi, tekan lagi lebih kedalam, tarik lagi. sampai setengah panjang penisku masuk ke memek mira, mira mendesah – desah sambil matanya menangis tak karuan dengan perlakuan penisku terhadap memeknya. “aahh..ngaaaahh..oohh..oohh...aaaahhh...”. lalu dengan segenap tenaga yang aku kumpulkan “blesss...”, aku menusuk memek mira dengan kuat sampai mira teriak merasakan sakit. “aaaahh..mmmhh..”, bibir mira aku kulum dan mira memelukku sangat erat untuk meredam rasa sakit yang ia rasakan. sejenak aku berhenti memastikan keadaan mira adikku agar tenang terlebih dahulu.

“gimana?”

“lanjut ayah..”

kemudian aku langsung menggenjotnya naik turun, awalnya mira masih menahan perih yang dirasakan. tapi lama – kelamaan mira sangat menikmati sodokan dan hunjaman penisku di vagina mira.

“teruuus...iyaaahh...ooohhh..aaahhh...aah..aa hh.. enak ayah..uuuhh...”

aku lumat bibir mira, aku jilat payudaranya, gigit putingnya, sedot – sedot semuanya dari yang kanan kemudian buah dada yang kiri sambil tetap menggenjot vagina mira dengan irama yang pas. kemudian aku hentikan disaat mira kelojotan hampir mengeluarkan cairan orgasmenya. aku suruh pindah ke kamar mandi di dalam kamar saja agar saat mira memuncratkan cairan orgasmenya tidak membasahi tempat tidur yang kita gunakan lagi.

di kamar mandi, aku berganti gaya doggy style. menusuk memek mira dari belakang sambil memainkan puting mira, menekan – nekan putingnya. tanganku yang lainnya tak mau kalah dengan menggelitiki lubang pantat mira. namun karena masih seret dan susah, aku membasahi jariku dengan air dan sabun. kemudian aku lanjutkan lagi mencolek – colek lubang pantat mira. mira tampak sangat kelojotan dan akhirnya orgasme memuncratkan cairan orgasmenya dengan sangat deras, sambil menggelinjang kakinya tak kuat menahan rasa yang ia rasakan saat mengalami orgasme tersebut.

“currrrrr....crooottt...croott...”, “ooooohhh..hhaaaaaahhh...aaaaaaahh..”

tak mau membuatnya berhenti menunggu, aku tidurkan dia dan berganti posisi menjadi man on top dan kuangkatkan satu betis mira ke punggungku. masih tak ku berikan kesempatan istirahat, aku tusuk lagi memek mira dengan menggebu – gebu.

“ayaahh..ooohh..oohh..uuuhh..ssshhh..keluar lagi yaahh..”

“croooooooott..crooooott..”, dua semprotan orgasme panjang mengenai mukaku. aku lahap dan telan sebisa yang aku dapat. tubuh mira merasakan merinding menggigil yang sangat menyenangkan dirasakan. aku cium kembali bibir mira dengan kondisi yang sangat lengket basah di tubuh kita.

setelah cukup mengistirahatkan mira, ia meminta posisi woman on top untuk memuaskanku. tak lama, aku kemudian tiduran, dan mira mengangkangkan kakinya diantara pinggangku, memegang penisku dan memasukkannya ke dalam memek mira.

“ooohh..aaahhh..” mira dan aku mendesah nikmat merasakan gesekan yang terjadi antara penisku dan memek mira. setelah masuk semuanya, mira mulai memompa tubuhnya merojok – rojok memeknya dengan penisku.

“aaahhh..aahhh..oooohhhh...enak maaaahh..teruss..mmmhh..”, aku pegang payudara mira, aku remas – remas sebisaku dengan lembut. kemudian mira mencium mengulum bibirku. lalu tak lama kemudian, aku merasakan ada yang akan keluar dari dalam penisku.

“mamahh..oohh..akuu..mauu..keluar..”

“keluarin bareng ayah..oohh..oooohh..”

akhirnya “aaaaahhh..mamaaaa..”, “crott..croooooott..croooooot..crot..crooooooott.c rott..” penisku mengeluarkan sperma kedalam memek mira adikku. berselang sepuluh detik kemudian mira “ayaahhh...ooohhhgg...aaaaakk..aaaaahh..”, “syuuuuuurr....syurrrrr....syurrrrrr..” dengan kondisi masih menempel antara penisku didalam memek mira, namun selangkangan kita dibasahkan oleh cairan muncratan orgasme mira.

sambil kelojotan mira berkomentar “anget...ayahh..enak banget..”

“he’emmm..oohhh mama...”, “mira, terima kasih. aku janji akan menikahimu kelak.”

“aku nggak akan nunggu kapan kakak akan nikahi mira, tapi mira akan selalu ada disamping kakak. mira janji..”

di hari berikutnya, aku bermain lagi bersama mira dan tante yuni di hotel dan kita bertiga puas - puaskan diri dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore. sampai akhirnya aku, mira, ayah dan ibu harus pamit pulang kembali ke rumah kami.

dua bulan berlalu, aku dan mira masih saling berhubungan intim. kadang kesempatan datang saat ketika orang tua kami pergi menjenguk kakek di okinawa selama dua minggu lamanya. sampai pada suatu momentum akhir, aku memutuskan mengajak mira kabur dari rumah dan kita berjuang hidup mandiri didunia luar dengan bekal pendidikan, ijasah dan uang seadanya yang kita bawa dari hasil menabung uang jajan yang diberikan orang tua kepada kami.

sembilan bulan berlalu semenjak kejadian intim sedarah antara aku dan mira, akhirnya mira melahirkan anakku yang ku beri nama erika iwataru.

aku dan mira hidup sangat bahagia, meski kami hanya memiliki rumah yang kecil. dan kami pun telah mendapatkan dokumen resmi pernikahan kami berbekal dari pemalsuan akte lahir. sedangkan tante yuni selalu kita ajak bermain di hotel tanpa tahu tempat kami tinggal.

(TAMAT)

0 comments:

Post a Comment

 
Top